Recent twitter entries...

10 Virus Komputer dan Cara Pembasminya

0
1.Storm Worm

Muncul thn 2006, disebut “Storm Worm” karena nyebar via email dengan judul “230 dead as storm batters Europe”. Storm worm adalah program Trojan house. beberapa versinya bisa buat komputer menjadi bots. Atau biasa digunakan hacker untuk spam mail melalui internet.

2. Leap-A/Oompa- A

Mac yang punya konsep security through obscurity yakin tidak akan terserang virus karena OS nya sistem tertutup. Tapi tahun 2006, virus Leap-A atau biasa disebut Oompa-A muncul. Nyebar lewat iChat pada Mac. Setelah Mac terserang, virus itu akan mencari kontak melalui iChat dan kirim pesan ke tiap kontak itu. Pesannya itu berisi file corrupt yang berbentuk JPEG. Memang tidak berbahaya, namun hal ini menyatakan bahwa masih mungkin akan ada virus berbahaya yang menyerang MAC.

3. Sasser and Netsky

Penciptanya anak Jerman umur 17 tahun, Sven Jaschan. Sasser nyerang Microsoft Windows. Sasser ini ga nyebar via email. Tapi jika satu komputer koneksi ke komputer yang kena virus ini. Virus ini bikin komputer tidak bisa di-shutdown tanpa cabut power. Netsky nyebar melalui email dengan 22 Kb attachment file dan jaringan Windows. Bisa bikin serangan DoS. Sven Jaschan tidak dipenjara hanya diberi masa percobaan 1 taon 9 bulan, karena umurnya masih di bawah 18 taon.

4. MyDome (Novarg)

Mulai menyerang tanggal 1 Februari 2004, virus ini buat backdoor di OS. Pertama kali tanggal 1 itu mulai DDoS. Kedua, tanggal 12 Feb, virus ini berhenti menyebar dan mulai buat backdoors. MyDoom menyebar via email, selain itu selalu search di search engines, seperti Google mulai menerima jutaan permintaan pencarian dan bikin lambat sampai akhirnya crash. Gara2 MyDoom, Senator US Chuck Schumer mengajukan pembuatan National Virus Response Center.

5.SQL Slammer/Saphire

Muncul Januari 2003, nyebar cepet lewat internet. Waktu itu bikin layanan ATM Bank Amerika crash, ancurnya layanan 911 Seattle, dan Continental Airlines membatalkan beberapap penerbangan karena eror check in ama tiketing. Bikin rugi lebih dari $1 milliar sebelum dipacthed.

6.Nimda

Ini juga tahun 2001, kebalikan dari kata “admiN”. Penyebarannya sangat cepat, menurut TruSecure CTO Peter Tippet, Nimda hanya butuh 22 menit buat menjadi Top Ten saat itu. Target nya server2 Internet, menyebar lewat Internet. Nimda akan ngebuat backdoor ke OS. jadi penyerang bisa akses ke server dan berbuat apa saja Nimda juga menjadi DDoS.

7.Code Red & Code Red II

Muncul musim panas 2001, nyerang OS Windows 2000 & NT. Virusnya bakal bikin buffer penuh jadi ngabisin memori. Paling seru waktu berhubungan ama White House, semua komputer yang kena virus ini bakalan otomatis akses ke web server di White House barengan, jadi bikin overload, alias serangan DDoS. Akhirnya Microsoft rilis patchnya saat itu.

8.The Klez

Nongol thn 2001, menyebar via email, replikasi trus kirim ke orang-orANG di address book. Bikin komputer ga bisa beroperasi, bisa berhentiin program antivirus.

9.ILOVEYOU

Abis “Melissa”, muncul dia dari Filipina, bentuk nya worm, program standalone dapat me-replikasi sendiri. Menyebar via email, judulnya”surat cinta” dari pengagum rahasia . Original file nya LOVE-LETTER- FOR-YOU.TXT. vbs. VBS singkatan Visual Basic Scripting. Penciptanya adalah Onel de Guzman dari Filipina.

10.Melissa

Dibikin taon 1999 sama David L Smith, basicnya Microsoft Word macro. Menyebar via email dengan dokumen “Here is that document you asked for, don’t show it to anybodey else.”. Kalau sampe dibuka, virus akan replikasi dan otomatis ngirim ke top 50 di address book email. Smith dipenjara 20 bulan ama denda $5000 dan melarang akses komputer tanpa pengawasan.

Ada banyak cara yang dapat kita gunakan untuk membasmi dan mencegah penyebaran virus komputer, mengingat di era modern saat ini yang semuanya serba digital, sebuah virus dapat saja menghilangkan ribuan data penting yang disimpan dalam format soft copy.
Cara pertama untuk menghilangkan anti virus adalah dengan menginstall ulang Operation System anda. Ini agak tidak menguntungkan, karena akan menghapus semua data di drive OS anda (biasanya drive C, termasuk My Document). cara lain adalah menggunakan System Restore, bila tidak di disable oleh virus, atau dengan menginstall Deep Freeze di folder OS anda.


10 Jenis Kucing Yang Unik

0
1. American Curl

Pada pandangan pertama kucing ini mungkin kelihatan biasa tapi kenyataannya kucing ini sangat unik. Cuping telinganya melengkung ke belakang dan ke bawah. Dikembang biakkan mulai pada 1980-an dan memperoleh cukup sedikit popularitas.



2. Scottish Fold

ini juga dianggap sangat unik karena telinganya. Telinga kucing ini sedikit bulunya dan tidak pernah berdiri, tp melengkung ke bawah di sekitar tiga minggu umurnya. Kucing ini mungkin adalah salah satu yang paling manis yang pernah dilihat karena telinga kecil yang membuat mereka terlihat seperti anak kucing seumur hidup mereka.


3. Ocicats

Kucing ini merupakan kimpoi silang Abyssinians, Siam, dan domestik berambut pendek. Ocicat pertama cirinya banyak bintik-bintik putih tetapi yang lain telah mendapatkan pewarna oranye yang memberikan penampilan mereka yang lebih dekat dengan yang ada pada Ocelot.


4. Norwegian Forest Cat

Kucing unik ini memiliki bulu yang sangat panjang yang dirancang untuk membantu mereka melalui musim dingin di Norwegia. Kucing ini benar-benar menemani Viking saat mereka berlayar di seluruh dunia. Mereka sangat setia kepada pemilik mereka, tetapi mereka membutuhkan banyak interaksi karena mereka adalah pemburu yang sangat baik.


5. Manx

Kucing ini sangat unik karena dua alasan. Yang pertama adalah bahwa kucing berbulu ini sama sekali tidak punya ekor. Yang kedua adalah bahwa kucing ini kaki belakang lebih panjang daripada kaki depan yang berarti bahwa mereka berjalan menyerupai kelinci. Banyak orang suka kucing ini karena karakter yang unik dan fakta yang telah berjalan seperti aneh. Manx juga kucing yang relatif kecil dan hampir ada semua kombinasi warna.


6. Munchkin

Kucing manis ini benar-benar unik karena memiliki kaki kecil yang sangat pendek. Kucing ini diamati pertama kali pada 1940-an tetapi kemudian mereka menghilang setelah perang. Mereka muncul kembali setelah dua kucing Munchkin ditemukan pada tahun 1980 dan mereka dibiakkan. Meskipun kaki pendek kucing ini bisa melakukan segala sesuatu yang normal kucing bisa.


7. Cornish Rex

Jika anda menyukai tampilan Spinx tapi lebih suka punya kucing dengan setidaknya sedikit bulu. Kucing ini memiliki bulu keriting pendek yang benar-benar membuatnya unik di antara kucing dan mereka populer di kalangan orang-orang yang menderita alergi karena mereka tidak memiliki rambut yang terdapat pada kebanyakan kucing. Ini adalah jenis relatif baru kucing sebagai mereka diciptakan dari mutasi genetik kucing tandu pada 1950-an.


8. The Sphinx

Kucing aneh ini mungkin salah satu yang paling populer di kalangan keturunan kucing aneh karena kucing khusus ini telah muncul dalam beberapa film sebagai hewan peliharaan kejahatan penjahat. Alasan untuk itu cukup jelas karena kucing ini pasti dapat melihat kejahatan jika ingin.


9. Devon Rex

Kucing ini terlihat sangat mirip dengan Cornish Rex tetapi mereka tidak memiliki hubungan genetik. Mereka memiliki bulu lembut ke bawah yang sangat keriting. Mereka juga dikenal karena punya telinga dan mata yang sangat besar. Kucing unik ini sangat lucu dan sangat jauh dari penampilan biasa kucing pada umumnya.Yang unik lagi, mereka senang duduk bertengger di pundak pemilik mereka seperti burung beo. Mereka juga sangat menyenangkan dan ramah kucing.


10. Maine Coon

Sesuai namanya, ras ini berasal dari negara bagian Maine (Amerika serikat). Berbagai mitos dan legenda berhubungan dengan asal ras kucing ini. Meskipun secara biologi tidak mungkin terjadi, banyak orang percaya Maine Coon dihasilkan dari perkimpoian kucing setengah liar dengan Racoon.
Bulu yang mengkilap, tebal dan "anti air", serta bulu tebal di bagian leher, perut dan kaki berfungsi melindungi tubuh dari salju dan suhu dingin. Ekor panjang dengan bulu tebal, pada saat tidur dilingkarkan melindungi tubuh dari suhu dingin. Mata dan telinga besar mencerminkan kemampuan penglihatkan dan pendengaran yang lebih.

Maine coon mempunyai badan tinggi, berotot dan bertulang besar. Kucing jantan dewasa biasanya mempunyai berat badan 6- 9 Kg dengan panjang badan 1m. Dengan tambahan bulu musim dingin yang bisa mencapai panjang 7 cm, maine coon terlihat sangat besar. Kucing Maine coon terbesar yang pernah tercatat mempunyai panjang badan (dari kepala sampai ekor) 121 cm.

Fakta Unik Tentang Sejarah Film

0

Siapa sih yang tidak suka film? Pasti rata-rata dari kita paling tidak pernah menonton film. Entah itu film-film dari ranah Hollywood, Bollywood, hingga kelas film horor murahan Indonesia. Bahkan berkat kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat, kita orang awam pun mampu membuat film ala kadarnya hanya melalui handphone.

Mungkin fakta-fakta berikut ini bisa dijadikan informasi yang menarik bagaimana sebuah produk film memiliki sejarah yang cukup unik untuk disimak:

  1. Sejarah film sebenarnya sama tuanya dengan penemuan perangkat fotografi. Namun tahukah kamu, sejarah gambar bergerak yang pertama muncul di dunia justru muncul bukan di Hollywood, namun lahir dari sebuah pertanyaan unik: Apakah keempat kaki kuda berada pada posisi melayang pada saat bersamaan ketika kuda berlari? Pertanyaan ini dijawab oleh Eadweard Muybridge dari Stanford University dengan membuat 16 gambar atau frame kuda yang sedang berlari. Kejadian ini terjadi pada tahun 1878. Dari ke-16 gambar kuda yang sedang berlari ini dirangkai dan digerakkan secara berurutan menghasilkan gambar bergerak pertama yang berhasil dibuat di dunia. Dari sinilah ide membuat sebuah film muncul. Karena pada saat itu teknologi kamera perekam belum ada, Muybridge menggunakan kamera foto biasa untuk menghasilkan gerakan lari kuda. Dengan kata lain, diperlukan pengambilan gambar beberapa kali agar memperoleh gerakan lari kuda yang sempurna saat difilmkan.
  2. Sepuluh tahun setelah penemuan gambar bergerak (1888), barulah muncul film (bukan sekedar gambar bergerak) pertama di dunia, ya paling tidak mendekati konsep film-film yang sudah ada saat ini. Film ini dikenal dengan nama Roundhay Garden Scene yang di'sutradarai' oleh Louis Le Prince yang berasal dari Prancis. Film berdurasi sekitar 2 detik ini menggambarkan sejumlah anggota keluarga Le Prince sedang berjalan-jalan menikmati hari di taman. Setahun kemudian(1889), Amerika Serikat barulah memproduksi film pertamanya yang berjudul Monkeyshines No. 1. Seperti apa film Monkeyshines No.1? Gambar orang yang 'blur' dengan latar hitam yang sedang melakukan gerakan-gerakan tangan dalam beberapa detik.
  3. Memproduksi sebuah film yang spektakuler (seperti yang dilakukan oleh kalangan sineas Hollywood) tentu saja membutuhkan biaya yang sangat besar. Contohnya, film Titanic yang harus membangun tiruan kapal Titanic itu sendiri. Film Titanic itu sendiri menghabiskan dana sebesar 200 juta dollar atau kalau kita rupiahkan bisa mencapai angka 2,5 triliun rupiah! Tapi itu masih belum seberapa lo...coba bandingkan dengan biaya pembuatan film Pirates of the Caribbean: At World's End yang mencapai angka 300 juta dollar atau sekitar hampir 4 triliun rupiah! Luar biasa... Namun, tahukah kamu, ada satu film yang bisa dianggap sebagai salah satu film termahal di dunia yang pernah diproduksi, dan film ini diproduksi pada tahun 1963. Itulah film Cleopatra yang diproduksi oleh 20th Century Fox . Awalnya film ini hanya diberi anggaran 2 Juta Dollar, namun entah mengapa membengkak hingga 44 juta dollar. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan 20th Century Fox sehingga hampir membuatnya gulung tikar. Perlu diketahui bahwa angka 44 juta dolar ini adalah angka di tahun 1963, bila dikonversikan dengan tahun sekarang plus hitung-hitungan inflasi, angka tersebut sama dengan nilai 295 juta dollar di tahun 2007, dengan kata lain di tahun 2009 bisa menembus angka 300 juta dollar!
  4. Tapi siapakah sebenarnya pemegang rekor film termahal di dunia? Ternyata film termahal yang pernah dibuat adalah film yang merupakan adaptasi dari novel dari Rusia, War and Peace yang ditulis oleh penulis terkenal Rusia Leo Tolstoy. Film yang dibuat pada tahun 1961 dan diproduseri oleh Mosfilm Studios milik USSR ini menghabiskan dana sebesar 100 juta dollar atau kalau dikonversi dengan inflasi dan segala macam, film ini berharga 700 juta dollar! Luar biasa...! Lalu apa yang membikin film ini menjadi sangat mahal? Ternyata ada sebuah adegan film perang yang harus mengerahkan pasukan sebanyak 120.000 tentara, dan itu adalah scene atau adegan perang terbesar yang pernah dibuat!

Untuk Sahabat

0
Ketika dunia terang, alangkah semakin indah jikalau ada sahabat disisi. Kala langit mendung, begitu tenangnya jika ada sahabat menemani. Saat semua terasa sepi, begitu senangnya jika ada sahabat disampingku. Sahabat. Sahabat. Dan sahabat. Ya, itulah kira-kira sedikit tentang diriku yang begitu merindukan kehadiran seorang sahabat. Aku memang seorang yang sangat fanatik pada persahabatan. Namun, sekian lama pengembaraanku mencari sahabat, tak jua ia kutemukan. Sampai sekarang, saat ku telah hampir lulus dari sekolahku. Sekolah berasrama, kupikir itu akan memudahkanku mencari sahabat. Tapi kenyataan dengan harapanku tak sejalan. Beragam orang disini belum juga bisa kujadikan sahabat. Tiga tahun berlalu, yang kudapat hanya kekecewaan dalam menjalin sebuah persahabatan. Memang tak ada yang abadi di dunia ini. Tapi paling tidak, kuharap dalam tiga tahun yang kuhabiskan di sekolahku ini, aku mendapatkan sahabat. Nyatanya, orang yang kuanggap sahabat, justru meninggalkanku kala ku membutuhkannya. “May, nelpon yuk. Wartel buka tuh,” ujar seorang teman yang hampir kuanggap sahabat, Riea pada ‘sahabat’ku yang lain saat kami di perpustakaan. “Yuk, yuk, yuk!” balas Maya, ‘sahabatku’. Tanpa mengajakku Kugaris bawahi, dia tak mengajakku. Langsung pergi dengan tanpa ada basa-basi sedikitpun. Padahal hari-hari kami di asrama sering dihabiskan bersama. Huh, apalagi yang bisa kulakukan. Aku melangkah keluar dari perpustakaan dengan menahan tangis begitu dasyat. Aku begitu lelah menghadapi kesendirianku yang tak kunjung membaik. Aku selalu merasa tak punya teman. “Vy, gue numpang ya, ke kasur lo,” ujarku pada seorang yang lagi-lagi kuanggap sahabat. Silvy membiarkanku berbaring di kasurnya. Aku menutup wajahku dengan bantal. Tangis yang selama ini kutahan akhirnya pecah juga. Tak lagi terbendung. Sesak di dadaku tak lagi tertahan. Mengapa mereka tak juga sadar aku butuh teman. Aku takut merasa sendiri. Sendiri dalam sepi begitu mengerikan. Apa kurangku sehingga orang yang kuanggap sahabat selalu pergi meninggalkanku. Aku tak bisa mengerti semua ini. Begitu banyak pengorbanan yang kulakukan untuk sahabat-sahabatku, tapi lagi-lagi mereka ‘menjauhiku’. “Faiy, lo kenapa sih ? kok nangis tiba-tiba,” tanya Silvy padaku begitu aku menyelesaikan tangisku. “Ngga papa, Vy,” aku mencoba tersenyum. Senyuman yang sungguh lirih jika kumaknai. “Faiy, tau nggak ? tadi gue ketemu loh sama dia,” ujar Silvy malu-malu. Dia pasti ingin bercerita tentang lelaki yang dia sukai. Aku tak begitu berharap banyak padanya untuk menjadi sahabatku. Kurasa semua sama. Tak ada yang setia. Kadang aku merasa hanya dimanfaatkan oleh ‘sahabat-sahabatku’ itu. Kala dibutuhkan, aku didekati. Begitu masalah mereka selesai, aku dicampakkan kembali. “Faiy, kenapa ya, Lara malah jadi jauh sama gue. Padahal gue deket banget sama dia. Dia yamg dulu paling ngerti gue. Sahabat gue,” Silvy curhat padaku tentang Lara yang begitu dekat dengannya, dulu. Sekarang ia lebih sering cerita padaku. Entah mengapa mereka jadi menjauh begitu. “Yah, Vy. Jangan merasa sendirian gitu dong,” balasku tersenyum. Aku menerawang,” Kalau lo sadar, Vy, Allah kan selalu bersama kita. Kita ngga pernah sendirian. Dia selalu menemani kita. Kalau kita masih merasa sendiri juga, berarti jelas kita ngga ingat Dia,” kata-kata itu begitu saja mengalir dari bibirku. Sesaat aku tersadar. Kata-kata itu juga tepat untukku. Oh, Allah, maafkanku selama ini melupakanmu. Padahal Dia selalu bersamaku. Tetapi aku masih sering merasa sendiri. Sedangkan Allah setia bersama kita sepanjang waktu. Bodohnya aku. Aku ngga pernah hidup sendiri. Ada Allah yang selalu menemaniku. Dan seharusnya aku sadar, dua malaikat bahkan selalu di sisiku. Tak pernah absen menjagaku. Kenapa selama ini aku tak menyadarinya? Dia akan selalu mendengarkan ‘curhatanku’. Dijamin aman. Malah mendapat solusi. Silvy tiba-tiba memelukku. “Sorry banget, Faiy. Seharusnya gue sadar. Selama ini tuh lo yang selalu nemenin gue, dengerin curhatan gue, ngga pernah bete sama gue. Dan lo bisa ngingetin gue ke Dia. Lo shabat gue. Kenapa gue baru sadar sekarang, saat kita sebentar lagi berpisah…” Silvy tak kuasa menahan tangisnya. Aku merasakan kehampaan sejenak. Air mataku juga ikut meledak. Akhirnya, setelah aku sadar bahwa aku ngga pernah sendiri dan ingat lagi padaNya, tak perlu aku yang mengatakan ‘ingin menjadi sahabat’ pada seseorang. Bahkan malah orang lain yang membutuhkan kita sebagai sahabatnya. Aku melepaskan pelukan kami. “ Makasih ya, Vy. Ngga papa koki kita pisah. Emang kalau pisah, persahabatan bakal putus. Kalau putus, itu bukan persahabatan,” kataku tersenyum. Menyeka sisa-sisa air mataku. Kami tersenyum bersama. Persahabatan yang indah, semoga persahabatan kami diridoi Allah. Sahabat itu, terkadang tak perlu kita cari. Dia yang akan menghampiri kita dengan sendirinya. Kita hanya perlu berbuat baik pada siapapun. Dan yang terpenting, jangan sampai kita melupakan Allah. Jangan merasa sepi. La takhof, wala tahzan, innallaha ma’ana..Dia tak pernah meninggalkan kita. Maka jangan pula tinggalkannya.

F.O.T.O

1
Aku tinggal di rumah yang begitu megahnya, banyak kamar yang tidak terpakai. Kisahku berawal dari keluargaku yang pindah dari kota yang satu ke kota yang lain, karena ayahku bekerja sebagai pilot, jadi ayahku selalu berpindah kerja menurut jadwal yang harus dia kerjakan. Saat ini kami tinggal di kota yang sedikit jauh dari keramaian, tidak banyak orang yang menempati kota ini, konon katanya kota ini berhantu, banyak orang yang pergi karena para hantu di kota itu tidak menginginkan ada orang yang menempati rumah mereka. Tapi aku dan keluargaku tidak bisa pindah kemana-mana karena rumah yang kami tempati adalah rumah pemberian dari pemerintah, jadi kami hanya menempatinya tanpa harus membayar. Aku hanya tinggal dengan ayah ibu dan adik kecilku yang berumur 2 tahun. Aku sendiri berumur 17 tahun. Kadang kala rumah ini sangat mengerikan, mungkin karena rumah ini terlalu besar untuk di tempati 4 orang. Dapur dan kamar kami terletak sangat jauh, sampai aku tidak dapat mendengar saat ibuku memanggilku untuk makan. Kamar tidurku berada di lantai atas dan ayah ibuku dan adikku berada di lantai bawah, jadi aku tinggal sendirian di atas. Rumah ini mempunyai halaman depan yang sangat luas, tetapi tidak terawat karena sudah lama tidak dihuni. Ayahku jarang sekali berada di rumah, karena harus menjalankan tugasnya sebagai seorang pilot. Jadi ayahku jarang sekali berada di rumah.Hari minggu ayahku merencanakan pulang cepat karena ingin makan malam untuk merayakan pesta perkawinannya dengan ibuku, ibuku sangat senang dengan hari ini, dan ibuku memasak banyak hanya untuk kami, kami tidak mengundang tamu karena kami jauh dari keluarga, dan kami tidak mengenal orang-orang yang tinggal di kota ini. Dan kejadian yang sangat menakutkan siang itu terjadi dengan sangat tidak di harapkan. Ibuku sedang sibuk dengan memasak, adikku sedang bermain di ruang tamu dan aku sedang bermain gitar kesayanganku. Saat aku memulai memainkan gitarku, aku mendengar orang sedang bernyanyi, dan aku segera berhenti memainkannya, dan orang tersebut juga berhenti bernyanyi. Untuk pertama kalinya aku tidak peduli, dan aku memainkan gitarku lagi, dan lagi orang tersebut mulai bernyanyi, suara itu adalah suara seorang laki-laki yang aku pikir mungkin sudah berumur 70 tahun. Aku sudah merasa tidak tenang, dan aku memainkan gitarku untuk yang ketiga kalinya, dan orang itu bernyanyi, karena sangat takut aku berteriak ’Ibuuuu..’ dan lari secepat mungkin untuk memberi tahu apa yang telah terjadi. Saat aku berada di dapur aku tidak menemukan ibuku, tetapi aku melihat darah yang berceceran di lantai. Aku semakin takut, dan berteriak lagi, ’ibu..ibu..ibu di mana? aku takut’. Tapi ibuku tidak menjawab sepatah katapun. Aku sangat ketakutan, aku berlarian di rumah dan mencari di mana ibu dan adikku berada, tetapi aku tidak dapat menemukannya. Aku tidak mengerti apa yang terjadi kepadaku, dan mengapa ibuku meninggalkan aku sendirian di rumah ini. Karena aku tidak dapat menemukan ibu dan adikku, aku kembali lagi ke kamar dan mencoba untuk tidur. Saat aku memejamkan mataku, dan menghela nafas dan menucapkan ’semua akan baik-baik saja, aku tidak harus takut, ini adalah rumahku’ saat aku berhenti berbicara tiba-tiba ada yang menirukan perkataanku,”semua akan baik-baik saja, aku tidak harus takut, ini adalah rumahku.” Aku langsung bangun dan memandang seluruh kamar tidurku, dan aku bertanya dengan berani, ’siapa itu? Jangan ganggu aku! Karena aku juga tidak menggangu kamu.’ Aku tidak mendengar lagi suara itu, tetapi tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan angin kencang masuk ke kamarku. Sangat dingin, dan aku menjadi pucat pasi dan tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya berdoa dan memanggil ibuku berkali-kali. Setelah beberapa menit angin itu hilang dan pintu kamarku tertutup kembali. Lalu dengan cepat aku keluar kamarku dan kembali lagi ke dapur mungkin ibuku berada di sana. Ku temukan ibuku sedang memasak dan adikku sedang bermain dengan mainannya. Dengan sangat marah aku memanggil ibuku, ’IBU..mengapa ibu tega melakukan hal ini kepadaku?’ ibuku sangat bingung dengan apa yang aku ucapkan, ’apa maksudmu? Aku tidak mengerti’ ’mengapa ibu meninggalkan aku seorang diri di rumah, aku mencari ibu tadi di dapur tetapi ibu tidak ada, adik juga tidak ada. Aku juga melihat darah berada di lantai, dan kejadian aneh yang aku alami’ ’apa yang kamu maksudkan? Ibu tidak mengerti. Ibu seharian berada di dapur untuk memasak dan adikmu selalu bermain di sana sendirian, dan ibu tidak melihat kamu seharian, dan ibu pikir mungkin kamu sedang sibuk dengan aktivitasmu’ ’tidak mungkin ibu, ibu jangan malu untuk mengakui bahwa ibu meninggalkanku dalam ketakutan’ ’mana mungkin seorang ibu melakukan hal itu kepada anak sendiri, dan hari ini adalah hari yang istimewa untuk ibu dan ayah, ibu tidak akan melakukan hal yang bodoh untuk anak sendiri.’ Makanan yang ibu masak tiba-tiba jatuh, aku dan ibuku sangat terkejut dan merasa hal yang aneh. Ibuku kesal karena makanan selalu jatuh, dan ini untuk yang ke dua kalinya. Ibuku mulai merasa ada hal yang aneh, dan kami berdua mulai sedikit takut, tetapi ibuku meyakinkan aku bahwa tidak ada apa-apa. Lalu ada suara yang menyahut, ’tidak ada apa-apa’. Aku menjerit ’Ibu aku takut..’ ’jangan takut ibu disini’ suara itu juga menirukan apa yang kita ucapkan, lalu aku dan ibuku mendatangi adikku yang sedang bermain sendiri. Karena adikku belum bisa berbicara jadi adikku tidak mengatakan apapun dan dia masih sibuk dengan permainannya.Ibuku memandangi adikku, dia terlihat biasa saja. Kami memandangi dan melihat gerak gerik yang dia perbuat. Dengan memindahkan permainannya setiap saat, tiba-tiba ibuku dan aku terkejut karena permainannya selalu berubah, dan bergerak seolah adikku bermain dengan seseorang, dan kadang adikku memperlihatkan tanda dari raut mukanya saat dia senang atau marah. Aku menemukan sebuah foto di bawah karpet di mana kami duduk. Di foto itu adalah sepasang suami istri, Aku memperhatikan foto yang pria bahwa dia adalah seorang pilot juga, lalu aku tunjukkan foto itu kepada ibuku. Dan ibuku membaca tulisan yang ada di belakangnya yang tertulis, ’perayaan pernikahan kami yang ke 70 tahun.’Kami semua menjadi sangat akut, ternyata benar apa kata orang-orang, bahwa kota ini harus di tinggalkan, karena setiap rumah sudah ada penghuninya. Dan mereka tidak suka di ganggu oleh sebab itu masakanku selalu jatuh, karena aku tahu bahwa hari ini adalah hari pernikahan mereka, jadi mereka juga mau merayakannya juga. Setelah kejadian siang ini ibuku tidak ingin lagi menempati rumah ini, walupun megah tetapi tidak nyama untuk di tempati. Dan saat malam hari ayahku datang, dia terkejut karena tidak ada makan malam, lalu ibuku menyampaikan apa yang terjadi, dan begitu pula aku, aku menceritakan semuanya. Lalu dengan tidak menunggu lama, kita langsung berkemas dan meninggalkan rumah itu. Saat ayahku menyalakan mobil, semua lampu rumah mati, sehingga menjadi sangat gelap, dan pintu gerbang terbuka dengan sendirinya. Kami semua melihat dengan mata terbuka, dengan terbukanya pintu gerbang itu kami mengerti bahwa kami harus pergi. Dan dengan cepat ayahku menjalankan mobilnya, dan kita telah jauh dari rumah itu. Aku memandangi adikku, dan aku menemukan di tangan adikku, dia sedang menggenggam foto, foto yang sama yang kami temukan di ruang tamu. Tetapi di belakang foto tidak terdapat tulisan. Ini sangat mengejutkan aku ibu dan ayahku.

10 Ilmuwan Terhebat Di Dunia

0
  1. Albert Einstein
    albert-einstein
    Sebagai ilmuwan yang paling termasyur pada abad terakhir, Albert Einstein memutar ilmu fisika di dalam kepalanya seperti teorinya mengenai relatifitas, dan membuat kontribusi yang tidak ternilai pada teori gravitasi dan kuantum. Ia juga senang berperahu layar saat angin tidak kencang, "hanya untuk tantangan" katanya.
  2. Leonardo da Vinci
    Leonardo da Vinci
    Leonardo da Vinci adalah seorang Italia yang sangat eksentrik di mana lukisannya paling banyak di puji di abad pertengahan. Buku skets ilmiahnya, kebanyakan berisi fantasi tentang mesin-mesin aneh dan disain-disain brilian, banyak diantaranya tidak pernah diselesaikan dan ada yang baru dibuat beberapa abad sesudahnya, seperti rancangan helikopter.
  3. Nikola Tesla
    nikolatesla
    Tesla yang dikenal karena penemuannya atas gelombang radio dan arus bolak balik (AC) telah memulai lahirnya abad listrik. Ia juga dikenal sebagai jenius maniak yang hanya sedikit tidur dan senang dengan pertunjukkan seperti menggunakan tubuhnya sebagai konduktor dalam demonstrasi publik.
  4. James Lovelock
    James Lovelock
    Ilmuwan lingkungan modern dan penemu Hipotesa Gaia yang menganggap 'dunia sebagai sebuah organisme' ini sudah memberikan prediksi yang menakutkan mengenai perubahan iklim dan gambaran bumi kita pada masa puluhan tahun yang akan datang. Ia tidak malu-malu berkata mengenai masa depan bumi yang sangat suram, dengan krisis pada ekologi, sehingga kemusnahan massal manusia sebesar 80% pada tahun 2100 tidak dapat ditolak.
  5. Jack Parsons
    Jack Parsons
    Jika Jack Parsons tidak sedang sibuk dalam mendirikan Jet Propulsion Laboratory, ia senang berlatih sulap dan menyebut dirinya seorang Anti Kristus. Anak nakal misterius yang mempunyai pendidikan non formal ini, bekerja mengatur program luar angkasa bagian pembuatan bahan bakar roket yang memandu Amerika Serikat dalam melewati Perang Dunia Kedua dan angkasa luar. Tetapi hidupnya berakhir tragis tahun 1952, setelah percobaan laboratoriumnya meledak beserta dirinya di dalam rumahnya.
  6. Richard Feynman
    Richard Feynman
    Sebagai orang yang terlibat dalam tim jenius, Manhattan Project, yang membuat bom atom, ahli fisika Richard Feynman menjadi ilmuwan yang paling penting pada akhir abad ke 20. Jauh dari tipe seorang profesor, ia mempunyai semangat kebebasan dalam mengeksplorasi musik dan lingkungan alam. Selain itu ia mempunyai hobi memecahkan kode huruf Maya.
  7. Freeman Dyson
    freeman-dyson-frs
    Ahli ilmu fisika nuklir dan penulis aktif yang dihormati, Freeman Dyson bekerja sambilan sebagai penulis cerita sains fiksi. Pada tahun 1960, ia memuji ide bahwa di masa depan manusia perlu untuk membuat cangkang buatan, yang sekarang dikenal sebagai Dyson Sphere. Hal itu akan melingkari sistem solar dan memaksimalkan penggunaan energi matahari. Dyson sangat percaya dengan adanya kehidupan mahkluk luar angkasa dan akan membuat kontak dengan mereka dalam beberapa puluh tahun yang akan datang.
  8. Robert Oppenheimer
    robert_oppenheimer
    Pemimpin Manhattan Project ini tidak pernah menyukai sosialisme dan perasaan konfliknya itu diwujudkan dengan menjatuhkan bom atom. Hal ini membuatnya dicoret dari akademi dan kekuasaan politiknya di copot. Meskipun di warnai kontroversi, ia yang dikenal oleh murid asuhannya sebagai "Oppie", juga belajar bahasa Belanda dan Sansekerta, dan mengutip perkataan suci agama Hindu saat melihat percobaan bom atom yang pertama.
  9. Wernher von Braun
    Wernher von Braun
    Pada umur 12 tahun, Wernher von Braun yang pemberani mengisi mobil mainan-nya dengan beberapa petasan dan meledakkannya pada jalanan di Jerman yang ramai. Otak di balik program roket Hitler, V-2 ini, datang ke Amerika Serikat sebagai napi perang dan mengikuti riset eksplorasi ke angkasa luar dan bulan. Selain berhasil membawa orang ke bulan, von Braun juga menguasai ilmu psikologi dan menyelam.
  10. Johann Konrad Dippel
    Johann Konrad Dippel
    Lahir dan besar di istana Frankenstein di Jerman pada abad 17, ahli kimia Johann Dippel dicatat sebagai penemu Prussian Blue, bahan celup kimia sintetis. Tetapi percobaan yang paling terkenal dan tidak pernah berakhir adalah pencariannya akan obat mujarab untuk keabadian. Percobaan terhadap mayat mungkin diinspirasi oleh Mary Shelley's, karakter legenda.

Hilang Di Gerbong Hantu

0
Sudah empat puluh hari berlalu, tapi peristiwa tragis sekaligus mengerikan itu masih terbayang jelas di benak setiap warga Dusun Betal. Siapa yang bisa melupakan seratus orang yang meninggal dunia begitu saja? Seratus orang meninggal dunia, puluhan lainnya luka berat dan ringan, dan beberapa hilang tak ditemukan jazadnya hingga kini. Tiga gerbong hancur di sungai di dasar jurang! Peristiwa naas itu masih menyisakan banyak misteri, dari awal hingga kini. Penyelidikan sudah dimulai bersamaan dengan evakuasi jenazah korban dari dasar sungai, tapi penyebab kecelakaan tunggal kereta api malam itu belum dapat dipastikan. Bagaimana mungkin tiga gerbong belakang dari rangkaian kereta itu bisa lepas, keluar dari jalur rel dan akhirnya terpuruk ke dalam sungai di dasar jurang. Tiga gerbong terakhir yang membawa hampir 200 penumpang, terlebih dahulu menghantam besi baja tiang jembatan bagian kiri, sebelum akhirnya terhempas di dasar jurang dan hanya setengah dari seluruh penumpangnya yang selamat. Sepekan penuh penduduk Dusun Betal ikut membantu tim evakuasi. Mengumpulkan seluruh korban meninggal dunia yang bisa ditemukan dan akhirnya mengangkat bangkai gerbong dari sungai di kedalaman jurang sedalam 20 meter itu. Dan misteri masih berlanjut. “Kamu bisa bayangkan, Han? Seratus jiwa melayang. Seratus orang meninggal secara tak wajar di tempat, waktu dan penyebab yang sama.” Han mendengarkan penuturan sahabatnya itu dengan seksama. Ia menahan napas, membayangkan seandainya ia menjadi bagian dari kecelakaan kereta api tersebut. Han sama sekali tidak terkejut dengan cerita itu. Margo sudah menceritakannya beberapa kali dan ia sendiri sudah membaca beritanya di koran-koran lebih dari sebulan yang lalu.
Justru untuk semua itulah maksud dan tujuan Han yang sebenarnya datang ke Betal. Bukan piknik dan sekedar menghabiskan libur sekolah di desa Margo yang sunyi ini. Han mengunjungi Betal untuk suatu tujuan yang bagi Margo adalah gila dan tidak masuk akal. “Dimana lokasi rel kereta api itu? Dimana persisnya jembatan dan jurang itu?” “Kamu mau makan apa, Han?” Margo membelokkan pembicaraan, karena baru membayangkan kembali peristiwa itu saja ia sudah merinding. “Lupakan basa-basimu! Aku kemari bukan untuk makan!” Han berdiri menunggu. Margo menatap teman sekamarnya itu lekat-lekat. Ia tahu Han sangat serius dengan niatnya. Margo sangat paham pada jiwa petualang yang melekat pada sosok temannya yang satu ini. Mereka sudah bersahabat hampir selama 2 tahun belakangan ini, sejak menjadi teman se-SMA dan juga teman satu pondokan. Han dan Margo tinggal sekamar di rumah kos. Bukan pertama kali ini Han mengunjungi rumah Margo di Betal. Tapi kali ini tujuannya bukan sekedar untuk refreshing menikmati udara pedesaan atau hura-hura. Han berniat untuk merekam hantu! Margo tak bisa menolak keinginan keras sahabatnya itu. Margo yakin, jika ia menolak, Han tetap akan melakukannya sendiri. “Tugasmu hanya merekamnya. Aku sendiri yang akan menghadapi gerbong -gerbong hantu itu.” Han memperlihatkan handycam-nya. Han punya hobi membuat film-film pendek dengan handycam-nya. Kamera itu selalu dibawanya kemana-mana, juga selalu menemaninya di rumah kos. Margo sudah belajar banyak dari Han bagaimana menggunakan alat itu. Tidak sulit. “Kita makan dulu, Han.” “Ah, aku sudah nggak sabar untuk ...” “Masih lama! Mana ada hantu melakukan penampakan di siang hari bolong begini?! ” bentak Margo agak kesal. “Hantu itu munculnya selalu malam hari. Dan entah kenapa waktunya hampir selalu sama, sekitar jam sembilan malam, hampir sama dengan saat terjadinya musibah maut itu.” Han terkekeh. Ia senang pada akhirnya Margo menyerah juga. “Oke, kita makan dulu. Ibumu menyiapkan menu favoritku seperti dulu?”
Margo menggeleng. Kembali bulu kuduknya meremang. “Kamu nggak nyiapin ikan buat aku?” Han melotot. “Nggak ada lagi orang yang berani memancing dan mencari ikan di sungai sejak saat itu. Mungkin karena semua membayangkan ikan-ikan disungai itu memakan bagian-bagian tubuh yang tertinggal di dasar sungai. Atau karena hantu-hantu itu? Dulu banyak orang memancing di malam hari, sekarang... jangankan memancing. Lewat di dekat sungai saja orang jadi enggan.” “Bukan enggan, tapi takut! Dasar!” Han mengeluarkan keluhan. Hilang sudah bayangannya tentang ikan bakar yang lezat yang beberapa kali pernah ia nikmati di Betal. “Siapa yang nggak takut, Han? Cuma orang gila macam kamu aja yang sok punya mental baja. Gerbong hantu itu bukan cuma isapan jempol belaka. Puluhan orang mengaku pernah melihatnya. Setiap malam gerbong hantu itu selalu melintasi dusun ini. Setiap malam!” “Kamu melihatnya sendiri?” Margo menggeleng. “Nah? Kamu belum pernah membuktikannya sendiri, tapi kamu percaya. Berkali-kali kubilang, segala cerita gaib macam itu hampir nggak pernah terbukti. Semua cuma ucapan dari mulut ke mulut yang penuh kebohongan dengan tujuan menakut-nakuti anak kecil. Kamu tahu tayangan-tayangan misteri di televisi itu? Semua bohong! Semua rekayasa kamera!” “Terserah kamu,” Margo berkata lirih. “Kita harus membuktikannya sendiri. Malam ini dan besok aku ingin membuktikannya sendiri. Itu bukan gerbong hantu. Itu memang hanya kereta api sungguhan yang melintas.” “Tapi nggak pernah ada lokomotifnya, Han. Mana ada gerbong bisa berjalan sendiri tanpa lokomotif dan kemudian menghilang begitu saja?” “Kita buktikan dengan mata kepala kita sendiri. Aku akan menghadapinya dan kamu merekamnya dengan handycam-ku.” “Aku hanya merekamnya. Tugasku hanya memegang handycam,” ulang Margo. “Ya. Kalau kamu takut, kamu boleh merekamnya dari jauh dan menggunakan zoom. Tapi pastikan kamu nggak out of focus. Pastikan kamu mendapatkan gambar yang sempurna.
Malam nanti akan ada bulan di langit yang ikut membantu memberikan cahaya untuk hasil rekaman yang lebih baik.” Margo mengangguk ragu. Han memang tak bisa dibantah. “Tapi... kuminta kamu nggak usah membicarakannya di depan orang tuaku. Mereka bisa pingsan mendengar niat dan tujuanmu kemari.” Han tersenyum puas. Sejak pukul 20.00 mereka sudah berada di tempat itu. Limapuluh meter dari rel lintasan kereta api, seratus meter dari jembatan tempat kejadian naas itu. Margo tak mau lebih dekat lagi, meski berkali-kali Han membujuknya. Pertama karena ia memang takut. Kedua, ia merasa perlu berlindung di balik pohon-pohon ketika merekam karena tak ingin menarik perhatian jika kebetulan ada orang yang melintas di tempat itu. Han berkali-kali tertawa kecil. Dia tetap berkeyakinan kedatangannya kemari hanya untuk membuktikan sebuah kebohongan. Gerbong hantu itu cuma cerita horor rekaan untuk menakut-nakuti orang bermental semut! Margo sudah siap dengan kameranya. Tinggal pijit satu tombol kapan pun diperlukan. Han gelisah, seperti tak sabar menunggu peristiwa yang luar biasa. Margo juga gelisah, keringat dingin merembes di tengkuknya, tangannya gemetar, kakinya juga. Han berkali-kali menengok ke arah lintasan kereta api yang kosong, memandang jauh ke arah selatan. Katanya dari sanalah gerbong-gerbong hantu itu muncul. Setengah jam berlalu, serasa seabad bagi Margo. Dan bagi Han itu adalah penantian yang amat menjengkelkan. “Mana? Mana gerbong hantu itu?” Han berlarian di dekat rel kereta api dengan kesal. Lalu kembali menemui Margo yang tetap berada di balik sebuah batang pohon yang cukup besar. “Mana?” “Mungkin sebentar lagi. Musibah itu terjadi sekitar jam sembilan malam. Orang-orang melihatnya juga sekitar jam sembilan malam.” Margo menaikkan retsleting jaketnya. Udara dingin, angin dingin membuat tubuhnya makin gemetaran. “Kamu tetap siap dengan kameramu?”Margo mengangguk. “Tapi aku makin ragu. Rasanya malam ini kita nggak akan mendapatkan apa-apa.”

Baru saja Han selesai berkata, tiba-tiba angin berhembus lebih kencang, meluruhkan daun-daun kering dari pohon besar tempat Margo berlindung. Han mendongak, menyaksikan bulan sabit yang semula menghiasi langit itu tiba-tiba menghilang ditutup awan hitam. Angin bertiup lebih kencang, meriapkan rambut Han. Margo berdiri mengigil. Jarinya yang memegang tombol record basah oleh keringat dingin. Dan... dari arah selatan sana, sebuah bayangan bergerak ke utara. Mengarah ke posisi mereka. “Gerbong hantu itu ...!” Margo berteriak, tapi suara yang keluar lebih mirip sebuah keluhan. Han cuma tertawa. “Pasti cuma kereta yang lewat. Kamu boleh mulai merekamnya. Sekarang!” Han lantas berlari mendekati rel kereta api, bersiap untuk menyongsong bayangan hitam yang kian mendekat itu. Tak ada sinar lampu, tak ada bunyi mesin. Cuma bunyi menderu, gesekan roda dengan rel besi. Tak ada lokomotif di depan rangkaian tiga gerbong itu! Han terbelalak dan tak berkedip. Dan sebelum ia mampu berpikir banyak, tahu-tahu gerbong-gerbong itu telah berhenti di depannya, menimbulkan bunyi yang menyakitkan telinga. Han berdiri dan tak mampu bergerak. Gerbong-gerbong yang semua gelap itu tiba-tiba terang-benderang. Lampu-lampu di dalamnya menyala cukup terang. Pintu-pintu gerbong terbuka serentak dan dari dalamnya berlompatan turun... Mulut Han terbuka lebar dan tak bisa tertutup lagi. Entah manusia atau apa, tapi makhluk tak berkepala itu berjalan tertatih-tatih ke arahnya. Di belakangnya menyusul seorang laki-laki separuh baya yang kepalanya mengucurkan darah. Baju putihnya bernoda warna merah. Darah! Sesosok tubuh kecil melompat dari atas gerbong dan jatuh terguling dan akhirnya berhenti di dekat kaki Han. Han menatap ke bawah, menyaksikan bocah kecil dengan tubuh yang tak utuh lagi itu mengerang kesakitan. “Papa... papa... mama... mama... sakiiit.... sakiiit...” Seorang perempuan yang lengan kirinya hilang sebatas siku berlari mendapatkan bocah kecil itu.

Bibirnya yang berdarah terbuka, matanya yang berlinang air mata dan darah menatap Han. “Tolonglah kami...” Dari gerbong terakhir melompat turun tiga orang yang tak kalah rusak tubuhnya. Tubuh-tubuh itu mengeluarkan bau anyir dan busuk. Mereka berlari tertatih-tatih dan tahu-tahu telah menyentuh lengan Han. “Di dalam banyak yang terluka... ” kata salah satu dari mereka.Tiga orang itu mendorong Han. Han ingin memberontak, tapi tangan-tangan penuh darah itu seolah melekat di lengannya. Han terdorong, dan tak punya pilihan lain kecuali mengikuti mereka untuk naik dan masuk ke dalam gerbong ketiga. Han menjerit meminta tolong. Hanya sekali, karena berikutnya sebuah tangan yang penuh lumpur telah mendekap mulutnya. Han didorong, masuk ke gerbong itu. Tiba-tiba lampu di ketiga gerbong mendadak padam. Makhluk-makhluk aneh itu berlompatan naik, seperti saling mendahului masuk kembali ke dalam gerbong. Sesaat kemudian ketiga gerbong itu mulai bergerak, berjalan pelan kemudian makin cepat dan akhirnya melesat menuju ke utara. Hanya dalam hitungan beberapa kali kerjapan mata, gerbong itu telah hilang di dalam kegelapan malam. “Haaaannn ...?!!!” Margo berlari ke tepi rel. Memandang ke arah mana gerbong-gerbong itu menghilang. “Han! Han...?! Haaaaannnn... !” kembali Margo berteriak histeris. Tak ada Han. Yang ada hanyalah kesunyian malam. Di sudut kamarnya, Margo terduduk di lantai yang dingin. Tangannya terlipat, memeluk kakinya yang tetap gemetar. Handycam itu masih menyala. Layar kecil itu masih menampilkan gambar-gambar buram dan gelap semata. Suasana di dekat lintasan kereta api yang sunyi. Hanya ada Han yang berlari-lari sendirian. Tak ada orang lain. Tak ada orang-orang dengan tubuh yang rusak berat itu. Tak ada anak kecil yang jatuh menggelinding ke dekat kaki Han. Tak ada gerbong-gerbong itu! Padahal Margo melihat semuanya. Margo yakin telah merekam semua kejadian itu dengan benar. Dimana makhluk-makhluk itu? Dimana gerbong itu? Pintu kamar Margo yang terkunci diketuk dari luar. Terdengar suara ibunya. Margo makin mengigil. Bapak dan ibunya, juga semua orang, sebentar lagi pasti akan menanyakan dimana Han. Lalu apa yang bisa ia katakan?Dimana Han?

Pelangi Dalam Hatiku

0
Namaku Aurora yang artinya cahaya. Orang tuaku memberi nama Aurora padaku dengan harapan aku bisa menjadi lentera dalam hidup mereka yang sepi. Namun aku sendiri tak pernah bisa melihat secercah sinar pun dalam hidupku karena aku terlahir dengan kondisi buta. Mungkin tidak akan ada yang percaya ketika aku bilang aku sangat menyukai pelangi karena pada kenyataannya aku memang tidak dapat melihat pelangi itu melalui mataku. Tapi aku beruntung karena ada dia, Baruna sejak dulu dia selalu menjadi mataku saat pelangi itu muncul. Menggambarkan betapa indahnya lukisan Tuhan yang tiada duanya itu padaku. Berada di sampingku setiap kali pelangi itu muncul bersamaan dengan mentari yang muncul dari balik awan kelabu.
Hei...dengar itu, suara hujan yang dari tadi mengguyur bumi sudah mulai reda. Aku bisa merasakan lembutnya sinar matahari yang memancar dari balik awan kelabu dan berusaha keras mengusir hawa dingin yang tadi menyelubungi bumi.
“Wah, kau memulai tanpa aku ya” tiba-tiba saja ada suara yang mengagetkanku. Suaranya sangat aku kenal, mungkinkah itu dia, Baruna?
“Baruna...kaukah itu?”
“Tentu saja. Kau pikir siapa lagi?” dia tertawa sambil menepuk-nepuk kepalaku dengan pelan lalu duduk di salah satu bangku di beranda itu yang letaknya tepat di sebelahku. Entah apa sebabnya dia mulai berteriak kegirangan, membuatku sedikit terkejut karenanya.
“Ada apa?”
“Pelanginya muncul” ujarnya begitu girang.
“Benarkah? Kamu tidak membohongiku kan?”. Benarkah kali ini pelangi itu muncul atau seperti biasanya Baruna hanya membohongiku saja. Memang maksudnya baik ingin membuatku bahagia tapi itu berlebihan bagiku.
“Bukankah Tuhan akan selalu tersenyum setelah hujan reda dan alam akan menyambutnya dengan suka cita dan menyuguhkan lukisan yang luar biasa pada bumi untuk menunjukkan kemurahan hati Sang Pencipta”
“Jurus itu lagi”
Baruna kembali tertawa geli sambil menepuk-nepuk pelan kepalaku.
“Hei, kemarilah biar kutunjukkan padamu”. Dia membimbingku ke ujung beranda, menggenggam tanganku dengan begitu erat entah apa maksudnya.
“Benar-benar muncul ya? Seperti apa bentuknya?”
“Persis seperti senyummu saat ini, melengkung dengan sempurna. Warnanya terlihat begitu indah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Hei, lihat itu ada burung yang terbang memutari pelangi itu...”
“Pasti indah, seandainya aku bisa melihatnya” ujarku tertunduk sedih.
“Tenanglah, kau akan selalu melihatnya. Biar aku yang menjadi matamu” ucapnya sambil kembali mengelus-elus kepalaku dengan penuh perhatian.
Baruna, terimakasih. Tapi sampai kapan kamu akan tahan dengan semua ini? Sampai kapan kamu akan tahan berada di sisiku dan menjadi mataku untuk bersama-sama melihat pelangi itu?

¶¶¶

Tadi Baruna telepon dan memintaku menemui dia di taman kompleks. Katanya ada sesuatu yang mau dia tunjukkan padaku, entah apa itu, tapi semoga bukan sesuatu yang aneh seperti yang biasa dia lakukan untuk menjahiliku.
Heh...untung saja cuaca hari ini sangat cerah jadi mama mengijinkanku keluar rumah sendirian. Hei, dengarkan itu suara burung yang saling bersahut-sahutan, benar-benar sangat merdu...
GEDUBRAK!!!! Aduh, sakit...sepertinya aku menabrak sesuatu atau mungkin malah seseorang?
“Hei, kalau jalan pakai mata dong!”. Orang yang aku tabrak itu berteriak-teriak memarahiku, tapi ini memang salahku. Jadi tidak apa-apa...
“Maafkan aku”
Orang itu tampaknya benar-benar tidak terima dan sekarang dia berjalan mengitariku lalu dia dan teman-temannya tertawa terbahak-bahak mungkin menyadari kalau aku itu buta.
“Pantas saja. Orang nggak punya mata” orang itu merebut paksa tongkatku dan melemparkannya entah kemana. Dia dan teman-temannya kembali tertawa lalu mendorongku hingga jatuh terjengkang.
“Hei, apa yang sedang kau lakukan”. Suara itu? Mungkinkah itu Baruna? Dari nada suaranya aku tahu dia benar-benar marah. Baruna membantuku berdiri dan menyerahkan tongkat yang tadi dibuang oleh gadis itu. “Apa yang sedang kamu lakukan pada dia!” Baruna kembali membentak gadis itu. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan wajah Baruna yang sedang marah seperti saat ini. Pasti sangat menakutkan. Wajahnya yang selalu ceria kadang membuatku lupa kalau dia juga bisa marah.
“Baruna...untuk apa kamu memperdulikan gadis itu, dia itu cuma gadis buta yang tidak berguna. Em...lebih baik sekarang kita pergi dari sini”. Rupanya gadis itu mengenal Baruna dan sepertinya dia menyukai Baruna, lihat saja sekarang dia menggelayut manja di pundak Baruna. Tapi secara kasar Baruna mendorong gadis itu.
“Asal kamu tahu, gadis ini jauh lebih berarti bagiku dari pada kau yang tidak tahu diri itu” ucap Baruna masih dengan nada suara tinggi.
“Apa maksudmu?”
“Dia pacarku”
“Pacarmu? Kamu pasti bercanda” gadis itu kembali tertawa terbahak-bahak tidak percaya dengan apa yang Baruna ucapkan.
“Apa kau melihat wajahku ini seperti sedang bercanda”
“Tidak mungkin! Itu tidak mungkin!” gadis itu berteriak histeris.
“Menyingkirlah!” Baruna mendorong gadis itu agar menjauh darinya lalu menarik tanganku agar segera pergi dari tempat yang tidak menyenangkan itu.
Dia masih terus memegangi tanganku dengan sangat erat belum juga mau melepaskannya. Aku tidak tahu dia mau membawaku kemana. Dari deru nafasnya yang rusuh aku tahu dia masih sangat marah akibat kejadian tadi jadi aku rasa tidak tepat kalau aku bertanya padanya saat ini. Dia berhenti di suatu tempat lalu membantuku duduk di kursi yang ada disitu, aku rasa ini bangku taman sebab aku masih dapat mencium bau segar pepohonan dan rumput yang tumbuh subur di taman ini.
“Hei, kenapa diam” Dia duduk di sebelahku dan suaranya sudah kembali terdengar ceria. Tapi aku tidak tahu dengan raut wajahnya, mungkin dia berusaha menyamarkan suaranya untuk membuatku tidak merasa khawatir.
“Kamu terdengar menakutkan saat marah” kukatakan yang sejujurnya dan dia kembali tertawa. Tawa renyah seperti biasanya dan seperti biasanya pula dia lalu mengelus-elus kepalaku.
“Sudah tidak apa-apa. Maaf kalau membuatmu takut”
“Sepertinya kalian saling mengenal”
“Siapa?”
“Baruna dan gadis itu”
“O...dia. Cuma salah satu gadis sok di sekolahku”
“O...”. Aku tahu ada sesuatu yang dia sembunyikan dariku saat ini, aku bisa merasakannya dari nafasnya yang tidak teratur sepertinya masih sangat marah. Tapi jujur aku benar-benar tidak sanggup mendengar apa pun lagi mengenai Baruna dan gadis itu, aku tidak tahu kenapa tapi rasanya hatiku jadi merasa sakit. “Em...Baruna terimakasih untuk yang tadi”
Baruna tidak menjawab hanya tersenyum dan kembali mengelus kepalaku pelan.
“Tentang ucapan Baruna yang tadi itu...”
“Kau tidak perlu memikirkannya kalau itu hanya membuatmu tidak nyaman”
“Justru karena itu, tolong beritahu aku” Aku tidak tahu apakah memang ini yang aku inginkan tapi aku benar-benar harus tahu maksud ucapan Baruna saat dia menolongku tadi, apakah itu hanya tipuan saja?
“Aku...aku memang menyukai Aurora”
Dia mengatakannya, dia sungguh-sungguh mengatakannya, sekarang apa yang harus aku lakukan. Aku tidak tahu.
“Kau tidak perlu mengatakan apapun, asalkan kamu tetap membiarkanku berada di sampingmu itu sudah cukup”.
Otakku rasanya jadi beku dan sama sekali tak bisa kugunakan untuk berfikir, aku hanya dapat mengangguk pelan dan tidak tahu harus berkata apa. Tuhan kenapa malah jadi sekaku ini? Tidak bisakah kembali saja seperti semula.
Baruna menarik nafas dengan rusuh lalu tertawa sangat keras sepertinya berusaha untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman itu dari hatinya. “Kubawakan sesuatu untukmu” suaranya kembali ringan seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa tadi. Terimakasih Baruna, terimakasih.
Kuterima benda itu dari tangan Baruna tanpa berkata apa pun, ternyata itu sebuah buku. Tapi yang ini berbeda hurufnya menyembul dan bisa aku rasakan dengan jelas, sebuah buku yang ditulis dengan huruf Braille. Kuraba sampulnya dan kubaca judul buku itu ‘Pelangi Dalam Hatiku’ dan Ya Tuhan pengarangnya adalah Baruna.

Tuhan akan selalu tersenyum saat hujan reda maka alampun akan menyambutnya dengan suka cita. Menyuguhkan lukisan yang begitu indah kepada manusia di bumi untuk menunjukkan kemurahan hati Sang Pencipta.
Maka itulah pelangi yang tercipta dari senyum Tuhan, kemurahan hati Sang Pencipta, suka cita alam semesta, keindahan dan harapan.
Tak pernah kusadari keajaiban itu sampai aku berjumpa dengan gadis ini, seorang gadis yang menunjukkan betapa indahnya pelangi dan harapan yang menyerupai ujung pelangi itu.
Dialah keindahan pelangi itu bagiku, keindahan lengkung pelangi itu adalah senyum yang merekah dari bibirnya dan sinar pelangi itu adalah pancaran cemerlang di matanya. Dialah pelangiku, Pelangi Dalam Hatiku. Aurora.

I'm Sorry And I Love You Forever

0
I’m Sorry And
I Love You, Forever


Mereka bilang setiap kali hujan turun, seseorang di suatu tempat telah menyakiti hati orang lain.
Caca tetap tak bergeming dari tempatnya berdiri, matanya terpaku pada sosok yang sangat dikenalinya, pada sosok yang begitu ia cintai. Seseorang yang selalu ia percayai dengan seluruh jiwanya namun lihatlah apa yang harus dia saksikan sekarang. Orang yang begitu dia cintai, orang yang begitu ia percayai telah dengan mudahnya mengkhianati cinta mereka. Sungguh bagaikan berton-ton batu yang dijatuhkan secara bersamaan tepat di dadanya, membuatnya sulit untuk bernafas. Membuatnya tak mampu lagi menahan air mata yang telah menggantung di pelupuk matanya. Sungguh terasa begitu sakit, sangat sakit bagaikan ada ribuan bilah pisau yang telah mengiris-iris hatinya yang lembut. Semuanya tak tertahankan lagi, matanya, hatinya, tubuhnya tak sanggup lebih lama lagi menyaksikan itu semua.
“Aozora...” bibirnya bergumam lirih. Ada begitu banyak lara yang tak lagi tertahankan di sana.
Orang itu terlonjak kaget, seketika itu juga kesadaran mulai kembali memenuhi kepalanya. Segera dilepaskannya pagutan bibirnya dari gadis yang berada di pelukannya itu.
Aozora berdiri kaku di tempatnya, kepalanya menggeleng pelan seolah ingin mengingkari apa yang telah ia lakukan dengan gadis yang berada di sebelahnya itu.
Bibirnya menganga seakan ingin menjelaskan semuanya namun sungguh tak ada yang mampu keluar dari sana kecuali nama gadis yang berdiri di hadapannya itu, gadis yang tengah terluka itu.
“Caca…” Aozora kembali menggelengkan kepalanya dan kedua tangannya menjambak kasar rambutnya, sebuah kebiasaan yang selalu dia lakukan setiap kali dia tak tahu lagi apa yang harus dia lakukan.
Aozora tetap tak bergeming dari tempatnya, menyaksikan segala kekecewaan yang muncul di wajah Caca dan… dan air mata gadis itu sungguh membuatnya semakin tak tahu apa yang harus ia lakukan.
Dia tetap tak bergeming, sungguh tak sanggup lagi bahkan hanya untuk mencegah Caca pergi dari sana. Tidak, sungguh dia tak mampu lagi…
Caca berlari kencang meninggalkan tempat menyakitkan itu membawa serta segala kekecewaan dan rasa sakit hati yang bagaikan hantu yang dengan setia mengikutinya
Maka lihatlah hujan semakin deras membasahi bumi, seseorang di suatu tempat telah kehilangan separuh dari hatinya.

♥♥♥

Mereka bilang setiap kali langit gelap tak berbintang, seseorang di suatu tempat telah kehilangan sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya, cintanya.
Aozora masih tetap tak bergeming dari tempatnya berdiri. Matanya masih menatap lurus tempat dimana tadi Caca berdiri menyaksikan segala kebodohan yang telah dia lakukan.
“Kau baik-baik saja” seseorang membuyarkan lamunannya, gadis itu biang kerok dari segala masalah yang terjadi antara dia dan Caca.
Gadis itu tersenyum genit dan kembali memeluk tubuhnya serta menciumi bibirnya seakan sama sekali tak terganggu dengan kejadian tadi.
“Tinggalkan aku sendiri” Aoazora mendorong tubuh gadis itu agar menjauh darinya. Namun gadis itu kembali menjangkau tubuh Aozora dan menggelayut manja di pundaknya, bibirnya kembali menyunggingkan senyum yang sungguh menjijikkan.
“Ayolah, kau kenapa? Jangan katakan ini gara-gara gadis tolot itu. Lihatlah bukankah dia sama sekali tak sebanding denganku?”
Aozora menatap tajam gadis itu, dia menyunggingkan sebuah senyum.
“Ya, kalian memang tidak sebanding”
Gadis itu tersenyum puas membanggakan dirinya. Namun senyum itu seketika sirna ketika tanpa dia sangka Aozora tiba-tiba mencengkram lehernya dan menarik wajahnya lebih dekat.
“Dia, gadis yang kau katakan tolol itu jauh lebih berharga berkali-kali lipat dari pada dirimu! Kau dengar DIA JAUH LEBIH BERHARGA DARI KAU!!” Aozora berteriak keras di telinga gadis itu, tangannya masih mencengkram leher gadis itu, sementara tangan gadis itu memukul- mukul seluruh bagian tubuh Aozora yang mampu dia jangkau dengan kedua tangannya.
Rasa takut telah benar-benar menjalar di sekujur tubuh gadis itu, sungguh seketika itu juga Aozora pasti mampu mematahkan lehernya dengan hanya satu tangan.
“Sekarang tinggalkan aku sendiri” Aozora melepaskan cengkraman tangannya dan mendorong gadis itu menjauh darinya. Gadis itu jatuh tersungkur di lantai, nafasnya masih tersengal-sengal tak beraturan. Namun sungguh berada di dekat Aozora saat ini sama saja dengan bunuh diri. Gadis itu berdiri pelan dan bersiap melangkah pergi.
Kau memang gila!” umpat gadis itu sambil berjalan menjauh.
Aozora menendang kursi dan meja yang berada di dekatnya, dia berteriak keras. Kali ini dia sungguh telah kehilangan semua kekuatan dalam tubuh dan hatinya. Dia duduk bersimpuh di lantai, tangannya kembali menjambak kasar rambutnya dan air mata kini mengalir deras di kedua pelupuk matanya. Bayangan wajah kecewa Caca kembali menghantuinya, menyayat hatinya dengan sayatan-sayatan yang terasa begitu menyakitkan.
“Bagaimana mungkin aku bisa sebodoh ini? Bagaimana mungkin aku bisa begitu egois? Bagaimana mungkin aku begitu tega menyakiti hati malaikatku itu? Bagaimana mungkin aku begitu tega menumpahkan air mata di mata yang begitu polos itu? Bukankah seharusnya aku yang menjaga hatinya agar tak terluka dan tetap utuh? Bukankah seharusnya aku yang menghapus air mata yang mengalir di pelupuk mata itu? Tapi kenapa justru sekarang aku yang menyakiti malaikat itu? Kenapa aku begitu bodoh!!!” Aozora menangis lebih keras dari sebelumnya. Dia bangkit dari tempatnya jatuh terduduk dan dia berjalan menuju cermin yang berada di dekatnya. Dia berdiri menyaksikan pantulan dirinya di cermin dan rasa kebencian akan dirinya telah benar-benar menguasainya.
“Aozora kau sungguh begitu bodoh! Kau tahu kau telah benar-benar kehilangan cintamu, kau telah benar-benar kehilangan dia” Aozora berbisik lirih mencaci kebodohan yang telah dia lakukan, suatu kebodohan yang telah benar-benar membuatnya kehilangan sesuatu yang begitu berharga baginya. Emosi telah benar-benar memenuhi hatinya, di tatapnya kembali pantulan dirinya di cermin. Aozora tersenym nelangsa.
“Kau sungguh tolol!” Aozora menghantamkan tangannya ke cermin, menghancurkan cermin itu menjadi potongan-potongan mozaik kecil persis seperti hatinya saat ini. Darah segar mengalir dari tangannya. Namun sungguh dia sama sekali tak menghiraukannya bahkan diam-diam dia berharap rasa sakit di tangannya mampu menggantikan rasa sakit dari hatinya yang tak lagi tertahankan.
Maka lihatlah langit yang terlihat semakin terlihat gelap, seseorang di suatu tempat telah benar-benar kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya.

♥♥♥

Mereka bilang setiap kali angin bertiup, seseorang di suatu tempat tengah berusaha melupakan kenangan yang berharga.
Caca duduk bersimpuh di samping ranjangnya, air mata masih mengalir deras di pelupuk matanya. Dia menatap nelangsa sebuah foto yang terpajang rapi di mejanya di samping ranjangnya. Foto dirinya dan Aozora, mereka menatap mata satu sama lain dan mereka tersenyum bahagia.
Caca bangkit dari tempatnya dan meraih foto itu, dan air mata kini mengalir lebih deras dari sebelumnya.
“Heh… kini ini semua terasa begitu menggelikan. Sungguh semua tampak begitu menyakitkan di mataku. Senyum bahagia itu kini sepenuhnya telah benar-benar hilang dan menjelma menjadi hantu-hantu kenangan yang begitu mengerikan. Cinta… sungguh haruskah seperti ini, haruskah terasa begitu pahit dan menyakitkan seperti ini? Kenapa harus kau yang menggoreskan luka yang begitu dalam di hatiku? Kenapa harus senyum ini yang menyeringai kejam padaku? Kau… lihatlah bagaimana tubuhkku telah benar-benar kehilangan kekuatannya. Kau dan kenangan ini… bagaimana aku harus bertahan darinya?”
Maka lihatlah setiap kali angin berhembus begitu kencang, seseorang di suatu tempat tengah benar-benar berusaha melupakan kenangan akan cintanya.

♥♥♥

Mereka bilang setiap kali sebatang pohon ditanam, seseorang di suatu tempat tengah berusaha memperbaiki kesalahannya.
Aozora menggenggam erat lengan Caca mencegahnya pergi.
“Kumohon” Aozora menatap penuh harap pada Caca. Dibimbingnya gadis itu ke bangku taman tempat dimana mereka tadi tak sengaja bertemu.
Aozora kembali melirik ke arah Caca, ditatapnya gadis itu yang terkesan seolah telah enggan menatap wajahnya. Aozora menarik nafas dalam dan tersenyum kecut. Beberapa kali bibirnya terbuka dan menutup kembali, heh… begitu banyak keraguan di sana, rasa takut akan penolakan gadis itu. Semua seolah telah bercampur jadi satu berubah menjadi racun yang menyerang seluruh organ tubuhnya membuatnya tak memiliki daya lagi. Padahal sungguh Aozora telah berulang kali berlatih untuk ini semua, untuk mengungkapkan penyesalannya, namun seketika itu juga semua kata-kata itu berbalik menghianatinya dan mengabur menghilang begitu saja dari ingatannya. Kini hanya ada rasa bersalah yang begitu besar di hatinya yang tak mampu dia tanggung sama sekali. Tak ada sepatah kata pun yang mampu keluar dari bibir itu, hanya desahan nafas flustasi yang terdengar.
“Heh… ternyata memang tak pernah ada ‘untuk selamanya’” Caca tersenyum kecut, memecahkan semua kebisuan yang tengah berlangsung.
Aozora tersentak kaget, menatap nelangsa Caca.
“’Selamanya’” Aozora mengulangi kata-kata itu lirih seakan kata-kata itu telah kembali menggoreskan luka baru di hatinya. Dia menarik nafas dalam dan kembali menatap Caca.
“Tak pernah ada ‘untuk selamanya’. Semua karena ketololanku. Aku yang terlalu buta tak sanggup melihat bahwa satu-satunya orang yang aku cintai ada di sisiku. Aku terlalu dungu untuk mengerti arti kata itu. Kumohon maafkan aku dan kembalilah padaku” Aozora menggenggam erat tangan Caca, memohon penuh harap. Namun Caca terlalu dingin untuk menerima kata-kata itu, gadis itu kembali menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan rusuh kembali memamerkan senyum nelangsa itu.
“Bukankah sebatang pohon jika dicabut dengan paksa dari tempatnya di tanam tak akan pernah lagi bisa hidup meski kita berusaha dengan sekuat tenaga merawatnya?”
“Sebatang pohon yang telah dicabut dengan paksa dari tempatnya di tanam memang tak akan pernah lagi bisa hidup sekuat apa pun kita mencoba tapi bukankah masih ada akar yang begitu kuat yang tertinggal di tempatnya dulu. Jika kita merawat dan menjaganya dengan seluruh hati kita, aku yakin suatu saat akan ada tunas baru yang berasal dari akar itu yang tumbuh lebih indah dan kokoh dari sebelumnya. Kumohon kembalilah padaku. Aku mencitaimu. Aku membutuhkanmu” Aozora menatap lekat-lekat wajah Caca seakan dia tak ingin melewatkan satu detik pun saat ini. Direngkuhnya tubuh gadis itu yang terlihat mulai goyah, direngkuhnya ke dalam pelukannya yang hangat berharap semua itu mampu meyakinkan kembali perasaannya kali ini pada Caca.
“Kembalilah menjadi satu-satunya gadis dalam hidupku, kembalilah menjadi satu-satunya duniaku, kumohon kembalilah padaku, kumohon” Aozora berbisik lirih di telinga Caca membuat segala pertahanan yang telah dibangun oleh gadis itu seketika runtuh tak bersisa. Tubuhnya bergetar menahan segala perasaan yang berkecamuk di hatinya dan air mata mulai mengalir di kedua pelupuk matanya.
“Tahukah kau seberapa sakitnya hatiku?” Caca bergumam lirih sambil sesenggukan semakin mengiris hati Aozora.
“Aku tahu, aku tahu dengan pasti betapa sakitnya perasaan itu. Sungguh aku tak ingin kehilanganmu. Jangan pernah berfikit untuk meninggalkanku, kumohon” Aozora mendekap Caca semakin erat ke dalam pelukannya kini dia pun tak mampu ;agi menahan air matanya.
“Semua tentangmu kini terasa begitu menyakitkan bagiku. Aku… aku bahkan tak sanggup lagi untuk…”
“Tidak, kumohon jangan ucapkan kata-kata itu. Biarkan aku menyembuhkan luka yang telah aku goreskan di dalam hatimu”
Caca menggelengkan kepalanya dan melepaskan pelukan Aozora, ditatapnya wajah itu.
“Tidak, kau tak akan sanggup. Tak pernah ada penawar bagi luka hati”
“Maka biarkan aku mencobanya”
Caca kembali menggelengkan kepalanya.
“Akan kutemukan penawar itu untukmu. Aku tidak perduli bagaimana pun caranya atau berapa pun banyaknya waktu yang harus kuhabiskan untuk mencari penawar itu”
“Kau hanya akan menderita”
“Aku tidak perduli. Asalkan kau ada di sisiku, aku tak akan pernah perduli dengan rasa sakit yang harus kuderita”
“Aozora…”
“Kumohon berjanjilah untuk kembali padaku. Aku membutuhkanmu. Aku mencintaimu”
Air mata itu meleleh dengan indah di pelupuk mata mereka berdua, sebuah harapan baru saja kembali terukir di sana.
Maka lihatlah sebuah tunas baru saja tumbuh pada sebatang pohon yang baru saja ditanam, seseorang di suatu tempat telah memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang telah ia perbuat.

♥♥♥

Mereka bilang setiap kali sekuntum bunga mekar, seseorang di suatu tempat telah menemukan kebahagiaannya.
“Kau tahu, aku rasa akan selalu ada ‘untuk selamanya’ di dunia ini” Caca tersenyum lembut menatap Aozora yang duduk di sebelahnya.
“Ya, selalu ada ‘untuk selamanya’ bagi kita” batin Aozora kembali membalas tatapan Caca dan tersenyum lembut pada gadis itu.
Maka lihatlah bunga-bunga yang bermekaran itu, seseorang di suatu tempat telah benar-benar menemukan kebahagiaan sejatinya.

Jangan Takut Hidup

0
Aku bercerita kepada cucuku yang berumur 10 tahun tentang manis dan pahitnya hidup ini. Dia bernama Atma, dia sangat menurut dengan nasehat yang aku berikan. Ibunya meningggal saat melahirkannya, dan ayahnya telah pergi entah kemana. Suamiku meninggal 30 tahun yang lalu karena terkena jantung. Atma tinggal seorang diri, aku menyuruhnya untuk tinggal bersamaku tetapi dia tidak mau katanya dia ingin mandiri. Aku bangga kepadanya karena dia akan menjadi orang yang sukses kelak. Memang hidup ini sangatlah indah, tapi tidak seindah saat kita mengalami sebuah masalah. Atma tidak dapat melanjutkan sekolahnya, karena aku tidak mampu membiayai sekolahnya. Aku merasa bersalah kepada anakku yang telah meninggal, karena aku tidak dapat merawat anaknya. Aku menangis dan tidak tahu harus bagaimana. Dua minggu aku menunggu Atma, tetapi dia tidak datang mengunjungiku, aku mulai kawatir biasanya dia selalu datang setiap minggu. Aku takut terjadi sesuatu dengan dia. Sore ini aku bersiap untuk pergi dan mengunjunginya mungkin terjadi sesuatu kepadanya. Dan sampailah aku di rumahnya, aku mengetuk pintunya dan memanggilnya, “Atma, ini nenek buka pintunya” tidak ada yang menjawab, aku membuka pintunya ternyata tidak di kunci. Aku menuju ke kamarnya, dan aku menjerit “Atma, apa yang terjadi?” dia terbaring di tempat tidurnya seorang diri, dia tidak sadarkan diri. Aku keluar rumah dan meminta pertolongan, tapi tidak ada orang yang peduli dengan suaraku. Aku menangis hingga membangunkan Atma, “ne nenek..” aku berlari dan mendapatkannya, “aku tidak makan selama dua minggu ini, karena aku sudah tidak punya uang lagi” “mengapa kamu tidak pergi ke rumah nenek? Nenek selalu punya makanan untuk kamu” “tidak nek, walaupun aku tidak sekolah lagi aku bekerja sebagai penjual Koran, tapi beberapa minggu yang lalu uangku di rampas oleh anak jalanan, dan mereka memukuli aku. Tidak ada orang yang membantuku, aku ingin pergi ke rumah nenek tapi aku sudah tidak kuat jalan lagi, jadi aku putuskan untuk pulang ke rumah” “oh cucuku, kamu akan menjadi orang yang sukse suatu hari nanti” “terima kasih nek, aku akan menjalankan semua nasehat yang nenek berikan untukku. Nek aku lapar” “baik aku akan membelikan makanan, kamu tunggu di sini ya!” “iya nek, aku sudah tidak tahan lagi” Aku pergi membeli sebungkus nasi kucing, dan segera pulang untuk menemui cucuku. Dia memandangiku dengan senyumnya yang sangat manis, walaupun dia masih 10 tahun dia bertingkah laku seperti seorang yang sudah berumur. Lalu kuberikan nasi yang telah kubeli kepadanya dan bertanya, “maukah kamu bercerita bagaimana kejadiannya?” dengan memakan nasi yang kubelikan dia mulai bercerita, “siang itu seperti biasa aku menjual Koran, seharian aku tidak makan karena aku ingin menjual Koran sebanyak banyaknya. Dan aku ingin setelah sore aku ingin mengunjungi nenek dan ingin makan bersama nenek. Saat aku sudah selesai dan ingin pergi ke tempat nenek, aku bertemu dengan segerombolan anak jalanan yang mabuk, dan mereka meminta semua uang yang ada padaku, pertamanya aku menolaknya karena aku ingin menabung semua uang yang aku dapatkan, dan mereka bilang, persetan dengan tabungan hidup hanya satu kali, jadi jangan sia siakan, sini berikan saja uangnya. Kalau kamu ingin menabung besuk kamu juga akan berjualan lagi jadi kamu akan punya uang lagi. Aku masih mempertahankan uang yang ada di saku celanaku, tapi mereka mulai memukuli aku jadi aku harus melepaskan genggaman tanganku. Setelah mereka mendapatkan uangnya mereka meninggalkan aku begitu saja, aku meminta tolong kepada semua orang tapi tidak ada satupun yang memberikan tangannya untukku. Aku masih ingin ketempat nenek, tapi aku sudah tidak tahan lagi, aku pulang ke rumah dan membiarkan pintu rumahku terbuka karena mungkin saja nenek akan datang” aku memeluknya dan memberikan nasehat lagi kepadanya, “cucuku kamu adalah anak yang baik, ibumu akan sangat bangga mempunyai anak seperti kamu, setelah mendengar cerita darimu aku merasa kamu sudah siap menjalani hidup ini, walaupun kamu masih 10 tahun tapi cara berfikir kamu seperti sudah 30 tahun, aku tidak akan kawatir jika suatu hari nanti aku harus pergi dari dunia ini. Banyak hal yang harus kamu ketahui di dalam hidup ini, sebenarnya ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini tapi karena kamu mempunyai sifat yang sangat bijaksana maka nenek berani mengatakan hal ini kepadamu. Hidup ini kadang di atas kadang di bawah kadang bahagia kadang sedih. Kamu tidak perlu takut dengan apapun, kamu harus menggunakan akal sehatmu untuk melalui hidup yang hanya sekali ini. Kamu mengerti dengan kata-kataku ?” “ya nek, aku mengerti. Aku akan menjalani hidup ini dengan baik.” “sekarang kamu istirahat dulu nenek akan pulang sebentar, dan nanti nenek kembali lagi.”Sampailah aku di rumah, kulihat rumahku dari kejauhan, rumah yang selalu sepi dan akan menjadi sepi bila aku mati nanti. Dalam hatiku mengatakan, bahwa rumah ini akan menjadi kepunyaan cucuku, terserah dia ingin menempatinya atau dia ingin menjualnya. Mungkin hidupku tidak akan lama lagi, maka aku akan menuliskan surat wasiat untukknya. Setelah aku mengganti pakaianku aku segera pergi menuju rumah cucuku lagi. Dan ku lihat dia sedang membersihkan tempat tidurnya, dia tidak mengetahui aku datang. “ah nenek..aku tidak tahu nenek berada di sini.” “apa kabarmu?” “saya sudah merasa lebih baik nek terima kasih.” “sini duduk di meja dengan nenek! Nenek ingin menyampaikan sesuatu kepadamu. Simpanlah surat ini, jangan sampai hilang, kamu harus membukanya bila nenek meninggal, kamu harus janji kepada nenek.” “Baik nek, tapi ini apa?” “kamu akan tahu nanti bila waktunya telah tiba.” Dua bulan kemudian aku merasa tidak kuat lagi, aku merasa tidak bisa bernapas dan lemas, aku tidak tahu apa yang terjadi kepadaku, mungkin ini hanya penyakit tua. Dan cucuku seperti biasa setiap hari minggu dia mengunjungi aku. Aku merasa senang saat melihat dirinya datang. Dengan senyumannya, dengan tangan kecilnya dan dengan sendau guraunya dia selalu membuat aku tersenyum. Terima kasih Tuhan karena Engkau memberikan cucu yang sangat bijasana, bila Engkau menginginkan aku kembali ke sisi Mu aku siap.