Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, jika kita mempercayainya dan mau melakukannya dengan sabar. Impianku di dalam hidup adalah menggapai kebahagianku sampai aku harus menghembuskan nafasku yang terakhir. Saat terjadi tsunami aku kehilangan segalanya, aku tidak mempunyai apa-apa lagi. Aku hidup sebatang kara, aku tidak mempunyai tempat tinggal lagi. Aku menjadi sangat depresi dan setengal gila, aku hanya menangis setiap hari, hingga aku lupa makan dan lupa apa yang telah terjadi. Aku bertanya dengan orang sekitar apa yang telah terjadi, dan mereka hanya terdiam, lalu aku teringat kembali dan menangis lagi. Ini yang aku lakukan setiap hari. Hingga suatu hari ada bantuan dari pemerintah, dan aku di bangunkan rumah kecil. Aku tinggal seorang diri, aku berumur 7 tahun. Saat orang tuaku masih bersama aku mereka selalu mengajari aku bagaimana menjadi seorang yang mandiri. Jadi walupun aku hidup seorang diri, aku masih bisa menjaga diriku. Tapi ini agak sulit untukku, karena aku sekarang menjadi orang yang cacat, aku tidak mempunyai kaki lagi, aku sangat sedih dengan keadaanku. Sering aku bertanya, mengapa Tuhan tidak mengambil nyawaku saat itu?, mengapa aku masih hidup? Jika aku mati maka aku tidak akan merasakan kepedihan ini. Pintu rumahku diketuk oleh seseorang, aku tidak ingin membukanya karena aku tahu bahwa mereka adalah wartawan yang ingin bertanya bagaimana dengan keadaanku. Tapi masih saja, pintuku di ketuk tanpa henti, yang membuat aku harus menjalankan kursi rodaku. Dan saat aku membukanya ternyata beliau adalah Bapak Presiden yang mengunjungiku. Aku sungguh terkejut dengan kedatangan beliau. Aku langsung mempersilahkan beliau masuk dan duduk di lantai, karena aku tidak mempunyai apa-apa di rumah. Tapi aku masih bisa membikinkan secangkir teh untuk beliau. Banyak orang yang datang mengunjungi rumahku, dan beliau berkata, “bagaiamana keadaanmu?” “tidak begitu baik pak, kehidupanku sekarang sangat sulit, aku masih ingin sekolah, aku masih berumur 7 tahun, tapi sekarang aku harus bertanggung jawab sendiri atas kehidupanku, aku tidak tahu apa yang bisa aku lakukan untuk menjaga hidupku” “aku mengerti apa yang kamu rasakan, saya datang kemari karena aku tahu hanya kamu seorang yang kehilangan segalanya, dan kamu masih di bawah umur, jadi aku putuskan supaya kamu di rawat di panti asuhan, dimana kamu punya banyak teman, dan juga ada orang yang merawat kamu” “ tapi aku tidak bisa membayar” “panti asuhan ini tidak di pungut biaya, jadi kamu tidak perlu kawatir untuk hal ini, dan kamu mendapat makan setiap hari dan juga sekolah gratis” “oh Tuhan terima kasih Engkau memberikan anugerah yang sangat besar kepadaku. Terima kasih Pak, saya akan belajar dengan baik, dan saya harap walaupun aku cacat aku masih dapat berguna untuk membatu sesama.”Sungguh aku tidak bermimpi untuk mendapatkan ini semua, tetapi aku sekarang sudah tidak sedih lagi, dan aku akan melupakan hal yang telah lalu, dan aku akan menjalani hidup ini. Sudah 20 tahun aku di panti asuhan dan aku sekarang sudah menjadi pria dewasa, nilaiku saat sekolah dulu sangatlah memuaskan, sampai sekarang aku sudah lulus dari perguruan tinggi, dan sekarang aku menjadi seorang sarjana music. Aku bisa memainkan semua alat musik, dan sekarang aku menjadi seorang guru musik di perguruan tinggi terkenal di kotaku. Aku sungguh mengucap syukur kepada Tuhan impianku menjadi kenyataan, dan aku sekarang menjadi orang yang berguna dan dapat membuat orang bahagia saat mereka mendengarkan alunan music yang aku mainkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments (0)
Posting Komentar